Sunday, June 20, 2010

Red Cobex (2010)



Red Cobex (2010), Sebuah film bergenre komedi yang menceritakan geng Red Cobex yang beranggotakan ibu-ibu berbeda suku bangsa, Mama Ana dari Ambon (Tika Panggabean), Cik Meymey yang berkebangsaan Tiongkok (Cut Mini), Tante Lisa dari Manado (Indy Barens), Yu Halimah dari Tegal (Aida Nurmala) dan Mbok Bariah dari Madura (Sarah Sechan). Geng Red Cobex ini merupakan sebuah geng pembela yang lemah dan menegakkan kebenaran. Namun pada suatu hari, mereka ditangkap dan masuk ke penjara karena melakukan perampokan. Tidak hanya geng Red Cobex saja yang ditangkap, tapi juga anak dari Mama Ana, Yopi (Lukman Sardi). Selepas dari penjara, Yopi yang tuduhannya lebih ringan dibanding geng Red Cobex, mengalami kesulitan tempat tinggal dan saat itulah teman sejak kecilnya, Ramli (Irfan Hakim) menawarkan untuk tinggal dirumahnya bersama istrinya, Ipah (Shanti). Disana, Yopi belajar banyak mengenai kehidupan apalagi semenjak bertemu Astuti (Revalina S Temat) dan cerita bergulir seputar Astuti dan Yopi.


Film ini mengangkat tema persatuan dari perbedaan dan beberapa selentingan yang cukup menyindir namun tetap disajikan dengan humor yang segar yang mampu membuat saya tertawa sepanjang film. Sebuah hal yang benar-benar terlihat jelas namun seolah kita anggap tidak ada, rasisme. Ya, bahkan ternyata di Indonesia yang katanya negara Bhineka Tunggal Ika ini masih ada rasisme. Sejujurnya, bahkan saya sendiri tanpa sadar melakukan rasisme yang disindir di film ini. Ada juga sedikit selentingan yang lucu menurut saya, yaitu seorang tahanan di penjara wanita yang benar-benar tidak saya sangka akan ditampilkan di film ini. Pesan moral sudah tidak perlu diragukan lagi dari film ini. Sangat jelas dan tersampaikan.

Mengenai musik, sebetulnya film ini terkesan kekurangan musik. Apalagi untuk adegan Ipah dan Ramli, lagunya selalu itu-itu saja sebagai pengisi latar belakang. Sebetulnya sih bagus karena konsisten, tapi entah kenapa nada yang diulang-ulang terasa makin lama makin mengganggu. Untuk soundtracknya sendiri hanya lagu Astuti yang entah kenapa terkesan memaksa karena entah memang lagu ini dibuat untuk film ini khusus atau memang tokoh Astuti yang dinamai karena lagu ini. Tapi ada satu bagian dimana Yopi menyanyikan lagu khas Ambon, yang jujur saya sendiri kurang mengerti bahasa Ambon, tapi emosinya tersampaikan dengan jelas. Lagu itu benar-benar pas dengan momen yang ada.

Cast, kostum dan make-up. Cast film ini sudah tidak perlu diragukan lagi. Banyak bintang yang memang sudah terkenal dipakai di film ini dan memang mereka tidak setengah-setengah. Para cast dapat membawakan peran mereka dengan baik dan menggunakan logat yang berbeda-beda dengan baik juga. Gaya dan akting Shanti dan Irfan Hakim benar-benar patut ditunggu. Sayangnya, entah kenapa menurut saya pribadi pemilihan Revalina S Temat agak kurang pas. Di film ini entah kenapa saya merasa kurang untuk akting Revalina karena entah kenapa saya terasa seperti menonton sinetron di stasiun televisi lokal. Mengenai perkostuman saya tidak melihat ada masalah karena memang berganti-ganti terus sehingga tidak menimbulkan kebingungan mengenai flow cerita yang biasanya disebabkan kesamaan baju dan membuat kita berpikir hari apakah adegan tersebut. Make-upnya hebat! Saya tidak tahu ya itu memang Tika Panggabean dan Lukman Sardi sehitam itu atau itu karena make-up.

Mengenai sinematografi, sebetulnya sih tidak ada masalah. Tapi entah kenapa ada adegan yang kurang enak dilihat mata. Entah itu memang DOPnya tidak sengaja atau memang sengaja mengambil sudut yang terlihat berlebihan cahaya sehingga keseimbangan warna pada gambarnya kurang bagus. Ada beberapa adegan dimana cast terlihat sangat berminyak seperti tidak pernah cuci muka dan beberapa gambar yang kualitas gambarnya terlihat seperti dicompress. Pengambilan gambar adegan terakhir juga entah kenapa saya seperti sedang menonton film mokumentary yang setengah jadi. Mungkin niatnya seperti mengambil gambar yang dilihat orang sedang berlari. Tapi pada adegan tersebut semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing dan tidak ada yang berlari dan getaran gambarnya cukup membuat pusing.

Overall, film ini bagus! Sebuah film yang cocok ditonton keluarga karena memang cast-castnya akrab dimata orang tua dan memiliki pesan moral yang bagus dan diperlukan bagi generasi penerus bangsa. Saran dari saya ketika menonton film ini, siap-siaplah tertawa. Tidak mungkin anda menonton film ini dan tidak tertawa sekalipun. Memang sih, ada beberapa adegan yang cukup dewasa, tapi adegan itu akan makin membuat anda berpikir kalau castnya memang sedang gila dan makin menambah kekocakan yang ada. Ya, anda tidak perlu berpikir banyak mengenai film ini, silahkan duduk dan nikmati film ini. :D

No comments:

Post a Comment

Feel free to comment. I do appreciate critics since hey, i'm an amateur here. Thanks.