Saturday, August 21, 2010

Down With Love (2003)



Down With Love (2003) adalah sebuah film Komedi Roman yang menceritakan tentang seorang penulis buku berjudul Down With Love, Barbara Novak (Renee Zellweger) bersama editornya, Vicky, yang berusaha untuk menerbitkan buku ini. Pada awalnya, buku ini sempat ditentang oleh pihak atasan penerbit karena yang dirasa tidak akan menjadi buku yang hits dan cuma akan menghambur-hamburkan biaya produksi. Tidak mau kalah dengan pendapat atasannya, Vicky mengusahakan agar buku tersebut diliput oleh sebuah jurnalis yang terkenal, Catcher Block (Ewan McGregor). Pada saat pertemuan, berkali-kali Block meninggalkan acara pertemuan mereka dan membuat Barbara menjadi sangat geram. Akhirnya tanpa memperdulikan liputan Block lagi, mereka memasukkan buku tersebut kedalam acara tv yang terkenal dan semenjak itulah buku tersebut menjadi Hits. Buku tersebut menggulingkan kedudukan pria. Melihat kesuksesan Barbara, Block yang terkejut dan ditantang melalui televisi akhirnya merencanakan balas dendam terhadap Barbara.


Pertama-tama, secara pribadi saya benar-benar menyukai akting dan logat Renee Zellweger disini. Logat britishnya yang kental dan Gesturenya yang ikut berbicara benar-benar memikat saya. Di film ini ia terlihat kurus meskipun di film sebelumnya, Bridget Jones (2001), ia terlihat gemuk sekali dan lebih gemuk lagi pada sekuelnya, Bridget Jones : The Edge of Reason (2004).  Ya tuhan sepertinya luar biasa sekali berat badan Renee yang bisa Gemuk-Langsing-Gemuk dan menjadi langsing lagi di New In Town (2009) dan Case 39 (2009).

Ketika saya menonton film ini, dari awal, ya, saya menikmati film ini walaupun pada awalnya film ini terasa membosankan dan sepertinya film drama romantis yang sangat Cheesy dengan humor yang Okay-That's-so-western-jokes. Tapi wow! Mendekati bagian terakhir film ini atau bisa dibilang klimaks utamanya, saya benar-benar terkejut dan tercengang. A big O face, really. Sebuah Turn of Event yang benar-benar tidak bisa disangka dan membuat ingin berkata WHAT?! sekeras mungkin. Meskipun pada akhirnya, yah kembali lagi ke ke Ending film-film roman yang sangat biasa. Tapi yah itu lebih baik daripada Ending dari film ini dibuat menggantung tidak jelas.

Oke saya juga dibuat terkejut lagi oleh film ini. Pada awalnya, saya sempat mengira film ini dibuat pada sekitar tahun 90an. Settingnya begitu dapat kalau film ini terlihat sangat jaman dahulu sekali lah. Tapi ternyata, film ini dirilis pada tahun 2003 dan merupakan film yang satu angkatan dengan Charlie's Angels : Full Throttle. Saya sempat bingung dengan pemakaian efek komputer yang terlihat sangat maju dan setting apartemen Barbara yang terlihat seperti rumah yang sangat modern juga apartemen Block yang sangat canggih dengan peralatan dan gadgetnya. Sebetulnya dibagian ini menimbulkan kontroversi tersendiri bagi saya : Apakah film ini memang dibuat pada 90an dan memiliki teknologi yang lebih maju dibandingkan film lain pada jamannya? Dan ternyata, tidak. Untuk film tahun 2003an, Wajar saja ternyata memiliki Editan yang seperti itu dan sedikit membuat saya kecewa sejujurnya.

Untuk editannya sendiri, entah kenapa terbesit di pikiran saya kalau editornya memiliki otak yang cukup mesum. Ada beberapa editan yang sebetulnya sih cukup diedit biasa saja. Tapi editornya tidak melakukan hal itu dan membuat editannya terlihat menjadi cukup memancing penonton untuk berpikir "Wow baiklah mereka terlihat sedang bersenggama." Tapi selain itu, menurut saya editannya pas sekali sehingga membuat film ini terlihat dinamis dalam artian layarnya ikut bergerak, bukan hanya sebuah sudut pandang dari lensa kamera. Oh saya juga menyukai bagian openingnya karena mengingatkan saya pada film animasi Hercules yang ada 5 orang wanita kurus menari dan menyanyi menceritakan ketika Hercules diculik cacing-cacing anak buah Hades dan dibuang ke bumi. Tapi sayangnya dari bagian opening tersebut kedalam filmnya sendiri terasa ada gap dan terasa tidak nyambung saja untuk saya pribadi.

Tidak lupa juga, Soundtrack! Film ini termasuk film yang menggubah-lagu-untuk-film. Bukan Membuat-film-untuk-lagu. Meskipun terdengar mirip dan memusingkan, tapi ada kenyataannya saya kurang suka dengan film yang dibuat untuk mempromosikan lagu. Well in fact, the second option does happen in Indonesian movie. Seingat saya sih belum ada film barat yang melakukan opsi kedua. Hal seperti opsi pertama lah yang menurut saya menambahkan poin keseriusan pembuat film. Mereka mengusahakan sampai ke bagian musik yang seringkali dianggap orang-orang sebagai bagian yang "Ya-sudah-lah-ya-yang-penting-ada-musiknya". Tapi yang saya suka lagi, film ini tidak hanya membuat satu lagu, tapi 2.

Overall, film ini sukses sekali membuat setting yang berbeda dari tahun 2003nya dan editan yang menurut saya cukup "nakal". Awalnya film ini terasa cukup garing dan cheesy karena terlihat seperti film-film drama komedi yang biasa saja, tapi tunggu sampai kalian menemukan Turn of Event yang sangat luar biasa ini. Yeah mungkin ada beberapa orang yang akan mengatakan kalau Turn of Eventnya biasa saja, tapi menurut saya pribadi sih itu benar-benar membuat kaget dan seminimal mungkin, itu berbeda dari film cheesy lainnya lah. Jadi, kalau anda ingin menonton film ini, ada baiknya menyiapkan mental dan waktu yang cukup karena yang membuat film ini Worth it untuk ditonton adalah Turn of Eventnya dan Komedi ala baratnya yang menurut saya sih cocok untuk saya.

1 comment:

  1. Ya tuhan sepertinya luar biasa sekali berat badan Renee yang bisa Gemuk-Langsing-Gemuk
    Yeay

    ReplyDelete

Feel free to comment. I do appreciate critics since hey, i'm an amateur here. Thanks.